Minggu, 30 Agustus 2009

Cahaya Bintang di Langit Malam

Seorang ayah mengajak anaknya yang masih kecil berjalan keluar rumah melihat pemandangan langit di malam hari. Sesampainya di ujung sebuah bukit, sang ayah berkata pada anaknya sambil menunjuk ke arah ujung bukit dimana kegelapan melebur bersama langit malam yang luas tanpa batas.

”Anakku, di ujung bukit hanya beberapa meter dari tempat kita berdiri ini kegelapan bumi bersatu dengan langit malam yang hitam, menjelma menjadi sebuah kegelapan tanpa batas yang penuh misteri, inilah alam semesta, dunia tempat kita berada”

”Seperti itu juga hidup manusia anakku, kelak kau akan menyadari bahwa sebagaimana langit malam ini, kegelapan dan misteri menguasai dan mendominasi hampir dari keseluruhan hidup kita, ingatlah bahwa engkau dapat memilih untuk menjadi sebuah titik hitam dan lenyap bersama kegelapan atau engkau dapat memilih untuk menjadi setitik cahaya seperti bintang-bintang kecil yang bersinar indah itu.

”Mitos berkata, bintang bintang itu adalah penjelmaan spirit dari orang-orang bijak dan arif yang dulu pernah hidup di muka bumi, setiap satu dari mereka berpulang kepada yang Kuasa, malaikat membawa jiwanya yang bercahaya bersatu ke angkasa dan bertambahlah satu bintang menghiasi kegelapan malam di atas sana”

Konstelasi cahaya indah mereka di langit malam sejak ribuan tahun yang lalu lamanya telah menjadi petunjuk musim dan arah bagi manusia. Lebih dari itu, hingga detik ini umat manusia belajar tentang sebuah kearifan tak ternilai dari bintang-bintang tersebut, yaitu sebuah kearifan kehidupan yang bernama harapan”

Satu pesan ayah untukmu: ”Terbanglah... songsong kehidupanmu dengan penuh harapan dan menari bersama kemenakjuban bintang-bintang. Niscaya kelak kau akan bercahaya dan bersinar bersama mereka, dan di saat itulah engkau telah berhasil mengubah misteri hidup menjadi sebuah keindahan”

Sang bocah hanya mengangguk sambil menatap sang ayah, ia tidak mengerti sepenuhnya apa yang sang ayah katakan, namun ia tersenyum karena ia melihat sekilat cahaya bintang memancar di mata ayahnya, yang ia mengerti hanya itulah cahaya bintang yang akan menjadi petunjuk dalam kanvas hidupnya yang membentang, cahaya itu akan selamanya terpatri dalam hatinya. Ia berjanji akan bersinar, ia ingin menjadi seperti bintang yang bercahaya di dua bola mata ayahnya malam itu.

Satu Musim

Denting terdengar dari dinding kamarku
Hembusan angin terasa menyentuh tubuhku
Terbanguku ... terhentak seketika..
menyadarkanku dari mimpi mimpiku

Malam yang begitu indah
Ribuan bintang bertebaran
Menghiasi langit malam
Cerah ... tersenyum melihatku

Sangat terasa malam ini
Sepi ... sepi disini ku benci
Berjelaga hatiku ...
Dan terhenti sejenak merasakannya ...

Sungguh tak sukaku keadaan ini
Tak ingin lagiku rasakannya
Cukup satu musim hatiku saja
Takkan dan tak mau lagi ku temui

Oh bintang ...
Mengapa kutak seperti dirimu saja ??
Terang cerah bercahaya
Terlihat ramai dan hangat
Walaupun kau datang di malam hari

Inginku berada diantaramu
Berada dalam dekap hangat cahayamu
Ingin kurasakan itu
Tak tak ingin ku sendiri seperti ini